"Yang tidak diperbolehkan itu mengandung dioxin dalam pembalut. Dioxin itu dalam suhu panas akan dapat menguap sendiri dan bisa masuk ke dalam tubuh manusia terutama wanita yang menggunakan pembalut dengan kandungan dioxin" ujar Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Dioxin disebutkan dapat menjadi pemicu dari penyakit yaitu kanker serviks pada wanita. Namun, Linda sendiri tidak tahu pasti mengenai hubungan antara dioxin dengan penyebab kanker. Menurut dia, penyakit kanker serviks pun selama ini sebagian besar disebabkan oleh virus, bukan bahan kimia. Walaupun bisa jadi bahwa bahan kimia ini merupakan pemicu awal munculnya virus penyebab keputihan yang menjadi indikasi adanya penyakit.
Sehingga saat ini pemakaian dioxin pada pembalut telah dilarang. Linda pun memastikan, semua pembalut yang memiliki izin edar di Indonesia bebas dioksin dan aman digunakan. Penggunaan klorin pada pembalut pun dinilai masih dalam batas aman.
"Yang penting dia (produk pembalut) melalui pendaftaran badan yang berwenang, mendapatkan izin edar. Sehingga masyarakat harus merasa aman, tenang kalau sudah didaftarkan dan mendapat izin edar. Kita juga melakukan pengecekan setiap bulan," terang Linda. Dan ini menjadi tugas dari pihak berwenang untuk masyarakatnya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempermasalahkan adanya kandungan klorin pada pembalut wanita yang membahayakan. YLKI pun mengeluarkan beberapa hasil penelitian terhadap 9 jenis dari pembalut dan 7 pentyliner yang beredar di masyarakat.
Semua contoh pembalut yang diuji mengandung klorin dengan kadar yang berbeda-beda satu sama lainnya. Menurut YLKI, adanya kandungan klorin yang terdapat pada pembalut wanita dapat mengganggu kesehatan organ intim wanita itu sendiri. Dengan demikian, produk pembalut yang beredar tersebut tidak memenuhi hak konsumen dalam rangka untuk mendapatkan produk yang aman dan nyaman digunakan.
Untuk lebih aman dalam menggunakan pembalut saat ini sudah bisa kita temukan jenis pembalut yang tidak mengandung bahan kimia seperti pembalut cuci ulang. Pembalut ini terbuat dari kain yang bisa digunakan kembali setelah dilakukan pencucian, sehingga aman dan tidak terkandung bahan kimia manapun. Disamping itu berbagai keunggulan yang lain mengenai seputar pembalut adalah bahwa pembalut cuci ulang ini akan dapat mengurangi sampah. Bayangkan jika dalam sehari
wanita menggunakan 3 pembalut untuk satu orang. Jika di kali 3 juta wanita makan akan kita dapatkan sampah pembalut sebanyak 9 juta sampah pembalut. Kita tidak bisa membayangkan betapa banyak pembalut yang menjadi sampah dan memenuhi tempat pembuangan sampah. Dengan pembalut cuci ulang maka masalah itu bisa ditekan sampai selama 3 tahun pemakaian. Tidak membuang sampah dan tidak mengotori bantaran sungai dengan sampah yang salah satunya adalah pembalut itu sendiri. http://manjakanikanzaaceh.weebly.com/blog/pembalut-wanita-yang-berbahaya